Akal dan logika: Manusia ibarat robot otomatis yg bisa berjalan sendiri. Dia di beri prosesor untuk melakukan apa saja yg dia mau. Informasi yg di olah oleh prosesor tsbt sblm robot bergerak di dapat dari sumber2nya yaitu panca indra plus hati. Apa yang di tangkap oleh sensor sensor tadi (sbg input) lalu di olah oleh prosesor maka akan menentukan outputnya yang akan menggerakan kemana akan bergerak.
Allah melihat pergerakan dan perilaku setiap robot robot. Jika ada
robot yg terlihat berjalan menuju jurang, dan pada saat itu Allah sayang sama
robot tsbt maka Allah akan mem-bypass dengan mengirim sinyal spy berhenti atau
ganti arah. Dan sebaliknya jika Allah tidak suka maka di biarkannya robot itu
jatuh ke jurang.
Jika ada robot yang tidak jalan maka kendali akan di ambil oleh
Allah sepenuhnya sampai menuju tujuannya. Itulah yang di sebut dengan ke
pasrahan atau tawakal. Sang robot tidak mau bergerak sampai Allah yg
mengirimkan sinyal utk bergerak.
Karena hakikatnya tidak ada double prosesor dlm 1 robot. Tinggal
pilih mau Allah yg sbg prosesor atau murni akal logika yg jadi prosesornya.
Karena Allah tidak mau di duakan.
Allah cinta sama robot2 yg diam, karena hanya dengan kondisi itu
Allah akan mengambil alih kendalinya.
Hati: Ibarat spon/busa yang bisa
menyerap zat cair. Zat ini yg di maksud adalah nilai nilai kebaikan. Untuk bisa
menyerap zat2 tersebut maka syaratnya spon harus bersih tidak ada kotoran debu
yg menempel di permukaannya. Seberapapun zat di tuangkan ke spon tsbt dia tidak
akan terserap jika pori pori permukaannya terisi dgn kotoran2 yg menghalangi
zat itu masuk ke dalamnya.
Itu sebabnya kenapa ada muslim yang meski shalat dan zikirnya
teratur dan banyak dan bolak balik naik haji tapi masih juga tidak mencerminkan
sifat mukmin dalam dirinya.... itu karena nilai2 kebaikan tadi tidak terserap
ke dalam hati. Semua hanya sebatas lisan dan ritual saja alias tidak sampai ke
hati.
Lalu zat2 yg sdh ada dalam spon akan menjadi campuran bahan bakar
dalam menuntun jalannya hidup. Mungkin pernah mendengar istilah hatinya
kering.... itu karena tdk adanya zat cair dalam spon tsbt.
Ruh: Jika di ibaratkan ruh itu
seperti "perwakilan" Allah dalam diri manusia. Contohnya presiden
memiliki wakil yaitu mentri di setiap departemen. Segala sesuatu yg menyangkut
dgn departmen tsbt selalu presiden sampaikan melalui mentrinya.
Semua informasi (takdir) manusia jg Allah “sampaikan” melalui ruh.
Ruh sangat lembut dan bersih. Sangat rentan dan mudah terhalangi oleh
kotoran2... sehingga itu yang menyebabkan informasi2 tadi tidak terdengar.
Hakikatnya manusia mampu mengetahui takdirnya dan kapan dia mati
spt yg tertulis di Loh Mahfudz. Itu membutuhkan syarat2 memiliki hati yg super
bersih dan ruh yang tidak terhalangi cahaya ilahi.
wallahualam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar