Selasa, 07 Januari 2014

Derajat Manusia




 









Akal dan logika: Manusia ibarat robot otomatis yg bisa berjalan sendiri. Dia di beri prosesor untuk melakukan apa saja yg dia mau. Informasi yg di olah oleh prosesor tsbt sblm robot bergerak di dapat dari sumber2nya yaitu panca indra plus hati. Apa yang di tangkap oleh sensor sensor tadi (sbg input) lalu di olah oleh prosesor maka akan menentukan outputnya yang akan menggerakan kemana akan bergerak.


Allah melihat pergerakan dan perilaku setiap robot robot. Jika ada robot yg terlihat berjalan menuju jurang, dan pada saat itu Allah sayang sama robot tsbt maka Allah akan mem-bypass dengan mengirim sinyal spy berhenti atau ganti arah. Dan sebaliknya jika Allah tidak suka maka di biarkannya robot itu jatuh ke jurang.

Jika ada robot yang tidak jalan maka kendali akan di ambil oleh Allah sepenuhnya sampai menuju tujuannya. Itulah yang di sebut dengan ke pasrahan atau tawakal. Sang robot tidak mau bergerak sampai Allah yg mengirimkan sinyal utk bergerak.
Karena hakikatnya tidak ada double prosesor dlm 1 robot. Tinggal pilih mau Allah yg sbg prosesor atau murni akal logika yg jadi prosesornya. Karena Allah tidak mau di duakan.

Allah cinta sama robot2 yg diam, karena hanya dengan kondisi itu Allah akan mengambil alih kendalinya.

Hati: Ibarat spon/busa yang bisa menyerap zat cair. Zat ini yg di maksud adalah nilai nilai kebaikan. Untuk bisa menyerap zat2 tersebut maka syaratnya spon harus bersih tidak ada kotoran debu yg menempel di permukaannya. Seberapapun zat di tuangkan ke spon tsbt dia tidak akan terserap jika pori pori permukaannya terisi dgn kotoran2 yg menghalangi zat itu masuk ke dalamnya.

Itu sebabnya kenapa ada muslim yang meski shalat dan zikirnya teratur dan banyak dan bolak balik naik haji tapi masih juga tidak mencerminkan sifat mukmin dalam dirinya.... itu karena nilai2 kebaikan tadi tidak terserap ke dalam hati. Semua hanya sebatas lisan dan ritual saja alias tidak sampai ke hati.

Lalu zat2 yg sdh ada dalam spon akan menjadi campuran bahan bakar dalam menuntun jalannya hidup. Mungkin pernah mendengar istilah hatinya kering.... itu karena tdk adanya zat cair dalam spon tsbt.

Ruh: Jika di ibaratkan ruh itu seperti "perwakilan" Allah dalam diri manusia. Contohnya presiden memiliki wakil yaitu mentri di setiap departemen. Segala sesuatu yg menyangkut dgn departmen tsbt selalu presiden sampaikan melalui mentrinya.

Semua informasi (takdir) manusia jg Allah “sampaikan” melalui ruh. Ruh sangat lembut dan bersih. Sangat rentan dan mudah terhalangi oleh kotoran2... sehingga itu yang menyebabkan informasi2 tadi tidak terdengar.
Hakikatnya manusia mampu mengetahui takdirnya dan kapan dia mati spt yg tertulis di Loh Mahfudz. Itu membutuhkan syarat2 memiliki hati yg super bersih dan ruh yang tidak terhalangi cahaya ilahi.

Mari kita sama sama saling mengingatkan untuk tetap menjaga dan melatih hati ini supaya selalu bersih demi tercapainya ridha Allah SWT saat di dunia maupun d akherat nanti... amin. 



wallahualam bishawab
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar